Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat wawasan akademik dan nilai-nilai kebangsaan melalui penyelenggaraan kegiatan Kuliah Tamu dengan mengangkat tema “The Role Of Religious Education In The Pursuit Of Tolerance and Non-Discrimination.” Kegiatan ini menjadi ruang strategis untuk memperluas khazanah keilmuan mahasiswa terkait pentingnya pendidikan agama dalam membangun sikap moderasi, inklusivitas, serta relasi sosial yang harmonis di tengah keberagaman.

Kuliah tamu ini menghadirkan dua narasumber berkompeten di bidang studi sosial-keagamaan. Pertama yaitu Prof. Ahmad Najib Burhani, M.A., M.Sc., Ph.D, seorang peneliti senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang telah banyak meneliti isu-isu pluralisme dan diaspora Islam kontemporer. Kedua yaitu Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, pakar hermeneutika, tokoh pemikir pendidikan Islam, sekaligus cendekiawan Muslim Indonesia yang dikenal dengan gagasannya mengenai integrasi keilmuan dan dialog antartradisi keagamaan.

Dalam pemaparannya, Prof. Ahmad Najib Burhani menegaskan bahwa pendidikan agama harus mampu menjadi sarana mempertemukan perbedaan, bukan justru sebaliknya. Menurutnya, tantangan terbesar yang dihadapi pendidikan agama saat ini bukan sekadar penyampaian doktrin, tetapi bagaimana nilai agama mampu diinternalisasikan secara kontekstual dalam kehidupan sosial yang majemuk. “Toleransi bukan hanya bersikap menerima orang lain yang berbeda, tetapi juga kemampuan untuk memahami sudut pandang mereka dengan penuh empati,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah menekankan pentingnya pendekatan interdisciplinary dan dialogic dalam pengembangan kurikulum pendidikan agama. Ia menyampaikan bahwa agama seharusnya tidak diletakkan dalam ruang sempit, tetapi harus terus dikaitkan dengan realitas sosial, budaya, serta perkembangan ilmu pengetahuan. “Ketika agama dipahami secara dialogis dan rasional, ia akan melahirkan sikap keberagamaan yang beradab, terbuka, dan bebas dari diskriminasi,” terang beliau.

Kegiatan ini turut melibatkan dosen, mahasiswa, serta civitas akademika Prodi PAI IAIN Manado. Antusiasme peserta terlihat dari diskusi mendalam dan interaktif yang berkembang selama sesi tanya jawab. Kehadiran dua tokoh ilmuwan besar tersebut memberikan perspektif baru yang memperkaya wawasan akademik mahasiswa terutama dalam merespon isu keberagaman dan dinamika relasi antaragama di era modern.

Melalui kuliah tamu ini, Prodi PAI IAIN Manado menegaskan komitmennya untuk terus mendorong lahirnya insan akademik yang berkarakter inklusif, moderat, dan adaptif terhadap perkembangan global. Pendidikan agama dipandang bukan hanya sebagai bagian dari kebutuhan spiritual, tetapi juga sebagai perangkat penting dalam membangun tatanan kehidupan sosial yang damai, saling menghargai, dan bebas dari diskriminasi.

Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya memberikan tambahan wawasan ilmiah, tetapi juga menjadi langkah nyata Prodi PAI dalam ikut menciptakan generasi pendidik dan pemikir Muslim yang mampu menjadi agen perubahan bagi terciptanya masyarakat yang harmonis dan toleran. (Afif)

Post a comment

Your email address will not be published.

Related Posts